Langit berlukis awan
Berarak mengukir beribu corak
Tatapan mata tentang mimpi
Mimpi, suatu kata penguat tapak Negri
Mata berbinar menatap petaka bahagia
Saat kata bertukar acungan
Saat ragu bertukar anggukan
Mungkinkah?
Jadikah?
Perasaan tak bahagia menyeruak
berpikir akan apa akhirnya
berimajinasi akan penetrasi kilmaksnya
kawan, aku tak hanya bermimpi kosong
tentang mimpiku yang menggugah angkasa
Lihatlah kawan,
Gunung memuntahkan lahar panasnya
Gelombang awan panas
Menyapu, mengibas
Setiap nyawa, Setiap derik jangkrik
Luluh lantah tak bertuan
Akankah kita diam terpaku
Sementara gunung bertindak cepat
Menyuburkan tanah Negri
Mengubah petaka menjadi nikmat
Kawan, bermimpilah...
kau tak pernah tau
betapa mimpi ini membuatku terus bernafas
"ach.. tidak mungkin itu teman, mimpimu terlalu tinggi"
kawan, katamu tak buatku patah
Lihatlah kawan...
Derasan cinta itu membuatku kuat
Lukisan, hujaman rindu menyeruak
Menandakan mimpi itu tidak usang
Bermimpilah kawan,,,.
Sejenak,,, kubuka mataku
Kulihat sebuah pena hitam lusuh terdampar
Di lembaran kertas yang hampir aku lupakan
jelas mimpi itu tertulis
nyata
nyata
dan begitu nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar